Mendaki si Kubah dari Jawa Barat
Gunung Gede adalah sebuah gunung yang berada di Jawa Barat. Gunung ini terletak di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Gunung Gede berada dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia tahun 1980. Gunung Gede bisa dikatakan gunung terfavorit di Jawa Barat. Hampir setiap pekan baik dari kalangan pecinta alam ataupun pendaki pemula melakukan pendakian di gunung yang memiliki ketinggian 2958 Mdpl ini. Ada beberapa jalur untuk mendaki Gunung Gede, namun yang cukup terkenal adalah Jalur Cibodas. Selama perjalanan Anda akan melewti tempat-tempat yang menarik seperti air terjun, sumber air panas, telaga hingga padan Edelweis.Di samping Gunung Gede berdiri sebuah gunung yang bernama Gunung Pangrango. Keduanya masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jika dilihat dari kejauhan Gunung Gede tampak seperti kubah, sedangkan Gunung Pangrango nampak seperti segitiga runcing. Gunung Gede merupakan salah satu gunung di Indonesia yang memiliki kekayaan flora. Untuk mendaki Gunung Gede sebenarnya ada 3 jalur yaitu Jalur Cibodas, Jalur Gunung Putri dan Jalur Salabintana. Dari ketiganya memang jalur Cibodas adalah jalur yang populer dikalangan para pendaki.
Untuk mendaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango diberlakukan sistem booking 3 sampai 30 hari sebelum pendakian. Jadi Anda perlu booking terlebih dahulu dikarenakan jumlah pendaki dibatasai hanya 600 permalam, 300 melalui Jalur Cibodas, 200 Jalur Gunung Putri dan 100 Jalur Selabintana.
Transportasi
Jalur Pendakian via Cibodas
Cibodas dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Jakarta - Bandung. Turun di pertigaan Cibodas disambung naik angkutan kecil ke Kebun Raya Cibodas. Di sekitar kebun raya terdapat parkir yang luas dan banyak terdapat penjual makanan dan oleh-oleh. Ada juga lokasi berkemah di dekat kantor Taman Nasional.
Jalur Pendakian via Gunung Putri
Untuk menuju Gunung Putri dari Jakarta naik bus jurusan Banding/Cianjur turun di Pasar Cipanas. Dari belakang pasar yang merangkap terminal kita naik mobil angkot ke Gunung Putri. Sebelum melakukan pendakian kita harus booking dahulu 3-30 hari sebelum pendakian di Kantor Pusat Taman Nasional yang terletak di Cibodas.
Jalur Pendakian via Selabintana
Selabintana adalah kawasan wisata yang sangat menarik. Hotel, penginapan, tempat bermain, air terjun dan bumi perkemahan menjadikan kawasan ini ramai dikunjungi. Jalur pendakian selabintana kurang diminati oleh para pendaki karena membutuhkan waktu lebih lama dalam pendakian. Selain itu juga akses kendaraan yang sulit dan jauh serta jalur pendakiannya yang berat berlumpur dan banyak pacet.
Jalur Cibodas
Untuk menuju basecamp pendakian Gunung Gede di jalur Cibodas dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum dari arah ke Bandung dan turun di pertigaan Cibodas. Dari sini perjalanan dilanjutkan menuju Kebun Raya Cibodas dan kemudian menuju basecamp pendakian Gunung Gede. Di pintu gerbang masuk basecamp Cibodas pendaki wajib lapor dan menunjukkan surat perizinan dan akan dilakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan. Untuk barang yang dilarang seperti : pisau, radio, sabun, odol dll akan diminta oleh petugas dan pada saat keluar akan dilakukan pemeriksaan kembali serta wajib memperlihatkan sampah yang dibawa turun. Di setiap pintu taman ada tempat untuk membuang sampah. Dari jalur Cibodas tersedia beberapa pos tempat peristirahatan yang berupa bangunan beratap yang sangat bermanfaat untuk berteduh dan menghangatkan badan.Awal pendakian dimulai dengan melewati jalan berbatu melintasi hutan tropis. Selama perjalanan tak jarang para pendaki akan menemukan beberapa ekor monyet yang berkeliaran bebas. Setelah melakukan perjalanan sejauh 1,5 km Anda akan sampai di sebuah rawa yang bernama Telaga Biru. Telaga ini berubah warna dikarenakan tanaman ganggang di dalamnya dan mempunyai ketinggian 1500 Mdpl.
Selanjutnya akan melewati sebuah jembatan yang terbuat dari kayu hingga sampai di Rawa Gayang Agung. Pos Gayang Agng terletak di ketinggian 1600 Mdpl atau 100 meter di atas Telaga Biru. Jalur jembatan kayu ini sudah mulai rusak, banyak kayu-kayu yang terlepas sehinga pendaki bila kurang hati-hati bisa terperosok jatuh.
Setelah berjalan di atas jembatan kayu sejauh sekitar 1 km, jalur kembali menapak jalan berbatu hingga sampai di Pos Panyacangan Kuda. Pos ini berada diketinggian 1.628 Mdpl dan terdapat bangunan beratap yang dapat digunakan untuk beristirahat sambil berteduh. Di lokasi ini terdapat persimpangan berupa pertigaan. Jika kita ke kanan maka ke arah Air Terjun Ciberem, jika terus ke arah Puncak ambil jalan lurus. Bila ingin mampir ke air terjun maka tas dan bawaan lainnya bisa ditinggal di pos ini dan salah satu teman bergantian untuk menunggu.
Berjalan sekitar 30 menit dengan lintasan berbatu yang sedikit menurun dan dibeberapa tempat digenangi air maka kita akan sampai di Air Terjun Ciberem yang berada diketinggian 1.675 Mdpl.
Air Terjun Ciberem ini terdiri dari tiga buah yaitu : curug Cidendeng, curug Cikundul dan curug Ciwalen.
Dari pertigaan jalur pendakian mulai menanjak dan berliku-liku melewati jalan setapak dari bebatuan yang terjal. Gemuruh air terjun yang berada jauh di bawah terdengat dengan jelas. Suara satwa sering terdengar terutama di sore dan pagi hari. Sejenak bisa beristirahat di Pos Batu Kukus (1.820 Mdpl). Di tempat ini terdapat bangunan untuk duduk-duduk sambil beristirahat.
Lintasan kembali menanjak melewati jalan setapak berbatu yang mulai berganti dengan jalan tanah yang lebih alami.Selanjutnya jalur mulai landai dan bonus turunan akan mempercepat kita sampai di Pos Pondok Pemandangan (2.150 mdpl). Pada musim pendakian karena ramainya pengunjung maka kita bisa beristirahat di pos ini sambil menunggu antrian melewati air panas. Perlu perhatian jika kita melewati sumber air panas sangat diperlukan kehati-hatian dan kewaspadaan karena medan yang sempit dan licin. Jika sampai terpeleset maka akan fatal akibatnya, karena suhu airnya bisa mencapai 70 C.
Batuan di air panas akan terasa panas jika disentuh, namun banyak pendaki yang berhenti untuk menghangatkan tubuh. Sebaiknya tidak berhenti disini karena akan mengganggu pendaki lainnya yang mau melintas. Selain itu sebaiknya menggunakan sepatu karena panasnya air sangat terasa jika kita memakai sendal.
Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Pos Kandang Batu dengan ketinggian 2.220 mdpl. Untuk menuju pos berikutnya diperlukan waktu sekitar 1 jam yakni Pos Kandang Badak. Saat mendekati pos Kandang Badak kita akan mendengar suara deru air terjun yang cukup mearik di bawah jalur pendakian. Kita bisa memandang ke bawah menyaksikan air terjun tersebut. Kita juga bisa turun ke bawah untuk mandi bila air tidak terlalu dingin. Di sekitar air terjun ini lintasan terjal dan sempit sehingga harus menunggu antrian untuk melewatinya. Setelah itu jalur mulai landai dan sedikir menurun hingga sampai di Pos Kandang Badak (2.395 mdpl).
Bagi pendaki sebaiknya mengisi persediaan airnya di Pos Kandang Badak ini karena perjalanan selanjutnya akan susah memperoleh air. Setelah Pos Kandang Badak perjalanan menuju puncak sangat menanjak dan melelahkan. Udara disitu sangat dingin sekali. Disini juga terdapat simpangan jalan, ke kiri untuk menuju Puncak Gunung Gede, namun jangan salah jalan menuju Kawah, sedangkan jika ambil arah kanan akan menuju Puncak Gunung Pangrango. Persiapan fisik dan peralatan serta perbekalan harus diperhitungkan. Sebaiknya beristirahat dulu di pos ini sebelum melanjutkan perjalanan sembari melihat kondisi cuaca,
Menuju Puncak Gunung Gede diperlukan waktu sekitar 2 jam dan untuk sampai di Puncak Gunung Pangrango sekitar 3 jam.
Untuk menuju puncak Gunung Pangrango waktu yang duperlukan seitar 3 jam dengan jarak sekitar 3 km dengan melintasi kawasan hutan lebat yang sangat terjal. Dari puncak Gunung Pangrango pendaki tidak bisa menikmati pemandangan sekitar karena masih banyak pepohonan. Tapi sedikit turun ke arah barat maka akan menemukan area yang terbuka yang cukup luas, dimana di area tersebut ditumbuhi banyak tanaman bunga Edelweis. Tempat ini sering disebut dengan nama Alun-alun Mandalawangi.
Sedangkan untuk menuju puncak Gunung Gede sendiri, kita menyusuri punggungan yang terjal dan disini terdapat sebuah tempat yang disebut Tanjakan Setan. Tempat ini sangat terjal dan dilengkapi dengan tali baja untuk berpegangan. Dari atas tanjakan ini kita bisa memandang puncak Gunung Pangrango yang sangat indah. Hempasan angin kencang sangat terasa di tempat ini. Apabila musim hujan akan terasa semakin dingin karena hembusan angin yang bercampur dengan angin. Pendaki yang belum makan biasanya akan mudah sakit ketika tiba di tempat ini. Bahkan bisa terkena kram bila tidak menggunakan pakaian yang hangat dan tebal. Hingga puncak angin terus berhembus dengan kencang.
Puncak Gunung Gede terlihat memanjang berbeda dengan puncak Gunung Pangrango yang runcing sempurna. Pendaki biasanya menikmati pemandangan Kawah Gunung Gede yang sangat indah. Di puncak akan tercium aroma belerang yang kadang kala sangat menyengat hidung. Kawah Gunung Gede terdiri dari Kawah Ratu dan Kawah Wadon.
Puncak Gunung Gede sangat indah namun perlu hati-hati karena kita berdiri di lereng yang sangat curam. Di bawah lereng ditumbuhi bunga Edelweis yang begitu indah dan mengundang minat untuk memetiknya. Hal ini dilarang dan sangat berbahaya bagi kelestariaanya.
Dari puncak Gunung Gede kita kebawah menuju Alun-alun Suryakencana dengan latar belakang Gunung Gumuruh. Terdapat mata air yang jernih dan tempat yang sangat luas untuk mendirikan tenda.
Bila berkemah di Alun-alun Suryakencana di pagi hari sekitar jam 5 pagi pendaki akan dibangunkan dengan para pedagang yang menawarkan nasi uduk dan rokok. Dari sini kita berbelok kiri bila ingin melewati jalur Gunung Putri dan untuk melewati jalur Selabintana kita berbelok kanan.
0 Response to "Mendaki Gunung Gede Pangarango via Cibodas"
Post a Comment