Blank 75 ( Death Zone) Gunung Semeru

Blank 75 (Death Zone)

Gunung Semeru di Jawa Timur memang menjadi salah satu gunung yang wajib didaki para pendaki lokal maupun internasional. Indah dan megahnya Semeru yang menarik minat para semua pendaki yang mendaki disana. Tetapi dibalik semua itu ada bahaya yang selalu mengancam.

Dari mulai luka-luka sampai nyawa melayang, dan paling mengenaskan mereka tidak kembali saat melakukan pendakian, menghilang bagaikan ditelan bumi.

Satu titik yang berada di kawasa Blank 75 Semeru
Semeru memang indah mulai dari ranu kumbolo yang menyajikan pemandangan Matahari terbit yang eksotis hingga pemandangan di puncak abadi para dewa merupakan magnet yang sangat kuat bagi para mereka pecinta alam dan pendaki gunung.

Namun disamping keindahan yang menakjubkan, Semeru juga mempunyai berbagai ancaman bahaya yang selalu mengintai di sepanjang perjalanan hingga puncaknya, mulai dari bahaya tersesat di hutan yang masih lebat, tertimpa longsoran batu, ataupun Blank 75 di area sekitar Mahameru.

Blank 75 atau Death zone atau zona kematian, nama tsb sudah sangat familiar di telinga para pendaki, pecinta alam dan mereka masyarakat sekitar Semeru.
Blank 75 /death zone merupakan sebuah nama jurang sedalam 75 meter yang terletak di sebelah timur laut dari puncak Mahameru, di luar jalur sebelah kanan Arcopodo (dari arah puncak secara administratif TNBTS letaknya di blok Tawon Songo, Dusun Pasrujambe Kabupaten Lumajang. Gambaran medannya adalah berpasir yang jalurnya putus (blank) karena dipisahkan oleh jurang yang dalamnya 75-100 m.


Death Zone


Blank 75 juga sebuah kawasan berbahaya (Death Zone/ jalur tengkorak / zona kematian) pada pendakian Gunung Semeru. Dimana jalur tsb dapat menyebabkan pendaki tersesat, mengalami kecelakaan terperosok ke jurang karena tanah yang diinjak longsor, orientasi tanpa tahu arah, kehabisan air, kehabisan bekal atau kepayahan dsb.


Sebetulnya ada jalur lain yang juga berbahaya untuk dilalui yaitu jalur pendakian dari arah selatan semeru, dimana jalur tsb merupakan jalur aliran lahar dan lahar dingin semeru. Namun karena jalur selatan sangat jarang tersentuh atau jarang didaki maka fokus sebutan berbahaya dipakai pada area blank 75.

Jurang ini disebut sebagai "zona kematian" oleh mereka para pendaki semeru dikarenakan zona ini sudah memakan banyak korban. Salah satu peristiwa yang membuat jalur ini menjadi terkenal terjadi di bulan Juli tahun 2009 lalu, dimana seorang pendaki dari UGM bernama Andika Listyono Putra ditemukan tewas di dasar jurang ini setelah sebelumnya sempat terpisah dari rekan-rekannya dan hilang.

Kebanyakan pendaki yang tersesat di Blank 75 pada saat melakukan perjalanan turun karena memang dari puncak menuju Arcopodo jalurnya bercabang menjadi dua. Jalur yang mengarah ke zona kematian tsb berada di sebelah timur laut atau jalur yang berbelok ke arah kanan jika kita dari puncak, sementara jalur sebenarnya mengarah agak ke barat laut.

Menuju Arcopodo sebenarnya cukup mudah apabila dilalui pada kondisi cerah karena Arcopodo akan mudah terlihat, namun jika cuaca berkabut dan badai, resiko tersesat ke arah Blank 75 pun semakin besar sebab jarak pandang yang terbatas.


Gunung Semeru memang menyimpan berbagai macam bahaya, namun tetap saja keindahan alamnya yang mendunia akan selalu menjadi daya tarik yang kuat bagi para pendaki alam di seluruh dunia.
Ancaman bahaya di Semeru terutama Blank 75 sebenarnya dapat dihindari dengan cara memplejari terlebih dahulu zona-zona bahaya di Semeru sebelum mendaki karena sudah banyak info-info dapat ditemukan dari berbagai sumber.


0 Response to "Blank 75 ( Death Zone) Gunung Semeru"

Post a Comment

Trending Posts